Penyakit hipotermia merupakan penyakit yang ditakuti oleh para pendaki gunung. Jika salah dalam penanganannya akan berakibat fatal bahkan beesiko pada kematian. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Hilangnya suhu panas dipermukaan tubuh menyebabkan pendinginan pada otot dan organ tubuh. Jika semakin lama kedinginan dan tidak ada upaya untuk menanggulanginya, maka kondisi tubuh akan semakin melemah. Sesuatu yang dapat terjadi jika kedinginan terlalu lama yaitu, mengerutnya pembuluh darah, membekunya organ tubuh, dapat memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari tangan dan kaki.
Gejala yang terjadi jika terkena hipotermia diantaranya, tubuh yang menggigil, gigi yang terus bergetar, rasa letih yang berlebih, dan kesigapan serta fisik menjadi lamban. Selain itu pandangan mulai kabur, dan rasa ngantuk yang luar biasa. Yang menjadi penyebab hipotermia adalah kondisi suhu udara yang sangat dingin, angin yang bertiup kencang, dan kabut serta hujan lebat menyertai hawa dingin. Hal tersebut sering dijumpai oleh pendaki pada saat kegiatan pendakian gunung.
Untuk menghindari terjadinya hipotermia pada saat pendakian perlu memperhatikan beberapa situasi dan kondisi, meliputi prakiraan cuaca, peralatan yang safety, perbekalan yang cukup, obat-obatan.
Cara penanganan pada penderita hipotermia :
Pindahkan ketempat yang kering. Jika pakaian penderita basah segera gantikan dengan yang kering.
Beri makanan atau minuman hangat dan manis. Hal ini dilakukan supaya suhu tubuh cepat meningkat.
Jika penderita tidak sadar, segera sadarkan diri, bila perlu dengan cara memukul-mukul wajah penderita (pelan saja). hal ini dilakukan agar tidak berakibat pada sesuatu yang buruk yang tidak diinginkan.
Panas tubuh orang lain juga sangat berperan untuk menghantarkan suhu panas ke penderita hipotermia, dengan cara melepas pakaian penderita dan yang memeluknya. Dengan kulit bertemu kulit akan menghantarkan suhu panas yang lebih cepat, karena tanpa perantara seperti pakaian yang dipakai.
Jika cuaca cerah buatlah perapian kecil-kecilan, jangan terlalu besar karena akan berbahaya dan bisa membakar sesuatu disekitar. Pembuatan api unggun kecil-kecilan dilakukan untuk memperhangat suhu tempat peristirahatan.
Gejala yang terjadi jika terkena hipotermia diantaranya, tubuh yang menggigil, gigi yang terus bergetar, rasa letih yang berlebih, dan kesigapan serta fisik menjadi lamban. Selain itu pandangan mulai kabur, dan rasa ngantuk yang luar biasa. Yang menjadi penyebab hipotermia adalah kondisi suhu udara yang sangat dingin, angin yang bertiup kencang, dan kabut serta hujan lebat menyertai hawa dingin. Hal tersebut sering dijumpai oleh pendaki pada saat kegiatan pendakian gunung.
Untuk menghindari terjadinya hipotermia pada saat pendakian perlu memperhatikan beberapa situasi dan kondisi, meliputi prakiraan cuaca, peralatan yang safety, perbekalan yang cukup, obat-obatan.
Cara penanganan pada penderita hipotermia :
Pindahkan ketempat yang kering. Jika pakaian penderita basah segera gantikan dengan yang kering.
Beri makanan atau minuman hangat dan manis. Hal ini dilakukan supaya suhu tubuh cepat meningkat.
Jika penderita tidak sadar, segera sadarkan diri, bila perlu dengan cara memukul-mukul wajah penderita (pelan saja). hal ini dilakukan agar tidak berakibat pada sesuatu yang buruk yang tidak diinginkan.
Panas tubuh orang lain juga sangat berperan untuk menghantarkan suhu panas ke penderita hipotermia, dengan cara melepas pakaian penderita dan yang memeluknya. Dengan kulit bertemu kulit akan menghantarkan suhu panas yang lebih cepat, karena tanpa perantara seperti pakaian yang dipakai.
Jika cuaca cerah buatlah perapian kecil-kecilan, jangan terlalu besar karena akan berbahaya dan bisa membakar sesuatu disekitar. Pembuatan api unggun kecil-kecilan dilakukan untuk memperhangat suhu tempat peristirahatan.